Online Library
Nowadays a lot of university that they know what advantages to use online library. I like to hear that, but ehmm i don't think so that some student can download it or see some thesis in that university. Coz i had a problem with my xUniversity before, that i can borrow thesis (for few days) but i still can read or write it in the library. Just write it! But if u have laptop that's not a big problems. But at that time i don't have laptop. And finally i use computer in the library (computer for searching book in the library). And one security of the library angry to me that i have not to use that computer. Why? because, somebody will use that computer to search some books. But at that time i don't see that people will use that computer. Hmmm so strange. Why my xUniversity didn't prepare some computer or photocopy machine to students?
I think it waste student's time to write it down and maybe it useless to write something and took so many time.Arggkkk
Maybe that's better if send all of the thesis in the online library and students can download it (free). Hehehe but i still don't know. Depends on the library or each university, i don't want to give comments why they do like that.
Hehehe maybe they want to make a copyright to student's thesis or maybe the other reason.
I like information about library online in the university, maybe we can use it and enter to the library without knowing the time when library open or not.
I already try it (online library) in the university in australia (Curtin university).
So many thesis and paper and books, i can get information there. But now, i can't enter to that library again, coz my friend already graduated.
Hhhiiihih
Try it!
"Enam Perguruan Tinggi di DIY Bangun Perpustakaan Digital Laporan Wartawan Kompas Erwin Edhi Prasetyo
YOGYAKARTA, KOMPAS- Enam perguruan tinggi di Provinsi DI Yogyakarta membangun kerja sama mengembangkan sistem interkoneksi perpustakaan digital online. Dari kerja sama ini, antarperguruan tinggi bisa saling mengkases data dan koleksi perpustakaan, cetak maupun digital secara online melalui jaringan intranet.
Kelima perguruan tinggi itu, yakni Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Universitas Ahmad Dahlan, dan Institut Sains dan Teknologi "Akprind". Kesepakatan ini dituangkan dalam naskah perjanjian kerjasama tentang Pembentukan dan Pengembangan Inherent Jogja Library di Provinsi DIY, yang ditandatangani masing-masing kepala perpustakaan enam perguruan tinggi (PT), Kamis (25/1).
"Melalui kerja sama ini kita ingin membangun interkoneksi digital library yang arahnya nanti bisa terjadi interlibrary loan atau peminjaman antarperpustakaan. Konsep seperti ini sudah menjadi model di universitas di luar negeri," ungkap Muhammad Nur Rizal, Direktur Inherent UGM.
Diungkapkan Rizal, kerja sama ini dikembangkan dengan memanfaatkan jaringan informasi pendidikan tinggi yang dikenal dengan Inherent (Indonesian Higher Education Network). Inherent merupakan program pengembangan sistem dan jaringan informasi pendidikan tinggi berbasis teknologi informasi dan komunikasi yang dikembangkan Depdiknas.
Rizal mengungkapkan, tahap awal kerja sama ini adalah dengan mengembangkan portal digital library yang akan menjadi bank data informasi perpustakaan. Data dari setiap perpustakaan di enam PT akan disatukan. Disamping, juga aplikasi data converter yang harus diinstal di setiap perpustakaan online di enam PT, serta akan mengembangkan web servis untuk peminjaman antarperpustakaan. "Yang sekarang sedang jalan adalah data converter sehingga saat ini bisa mengakses data informasi buku, hasil penelitian, jurnal lmiah melalui satu portal. Target kita adalah terwujudnya peminjaman koleksi antarperpustakaan enam PT, sedangkan target awal kita adalah sharing data online," katanya
Pada kesempatan itu, Kepala Perpustakaan UGM Ida Fajar Priyanto, mengungkapkan dari kerja sama itu akan membuka sekat-sekat antarPT khususnya soal akses perpustakaan. Selama ini akses peminjaman koleksi antarperpustakaan terkendala rasa kepemilikan yang terlalu kuat di masing-masing perpustakaan. Kini setiap sivitas akademika di sebuah PT bisa mengkases koleksi perpustkaan di PT lain secara terbuka. "Sekarang adalah era akses bukan era kepemilikan. Dengan kerja sama seperti ini akses koleksi perpustakaan, baik cetak maupun digital akan lebih luas. Hal ini sangat menguntungkan karena anggaran setiap perpustakaan sangat terbatas untuk mengembangkan koleksinya sendiri. Ini akan mendukung pengembangan kualitas pendidikan tinggi di DIY," tuturnya."
0 Comments:
Post a Comment
<< Home